Baik perempuan ataupun laki-laki mereka menari-nari, dari siang hingga malam, sampai akhirnya mereka jatuh pingsan dan menyerah pada kematian.
Menurut sejarawan John Waller, wabah itu berasal dari seorang wanita, bernama Frau Troffea.
Pada zaman itu banyak orang yang menganggap ia telah dikutuk oleh Santo Vitus yang pendendam, yang berniat menghukum orang-orang Strasborg karena sifatnya yang enggak mermoral.
Pada pertengahan Juli, Frau Troffea mulai menari dengan spontan di luar rumahnya.
Dia terus menari sepanjang hari dan di malam hari, sampai dia pingsan karena kelelahan.
Keesokan harinya, dia bangkit lagi dan mulai menari sekali lagi.
Baca Juga: Cara Menyimpan Video TikTok di Handphone dengan Mudah Tanpa Aplikasi
Banyak yang mulai mengikuti
Menurut Waller, wabah menari itu berlanjut selama beberapa hari, dan menarik banyak penonton, terpesona oleh aktivitas aneh wanita itu.
Seorang pendeta setempat memaksa wanita itu untuk pergi ke tempat suci dan mencari penyembuhan.
Frau Troffea berhasil dirawat di kuil, tetapi sudah terlambat untuk menghentikan penyebaran wabah itu.
Penduduk setempat yang menyaksikan tariannya segera mulai meniru dia, dengan lebih banyak bergabung dengan mereka setiap hari.
Baca Juga: Cek Sekarang, Melalui Warna Lidah Ternyata Bisa Menunjukkan Penyakit Tertentu pada Tubuh