Find Us On Social Media :

Sering Dihindari karena Dianggap Kalori dan Kolesterolnya Berlebih, Nasi Padang Ternyata Boleh Sering Dikonsumsi

Nasi padang

GridKids.id - Kids, siapa yang suka makan nasi padang?

Makanan satu ini cukup populer di berbagai wilayah di Indonesia, lo.

Selain terkenal karena kenikmatannya, nasi padang juga cukup terkenal masalah kandungan kalori dan kolesterol yang dianggap berlebih.

Namun, rupanya kenyataannya enggak demikian, Kids.

Meski enggak sering, dr Juwalita Surapsari, SpGK yang merupakan seorang ahli gizi dari RS Pondok Indah mengaku juga menyantap makanan padang.

Baca Juga: Di Indonesia Enggak Terpakai, Siapa Sangka Di Amerika Batang Pisang Dijual dengan Harga Tinggi Karena Khasiatnya!

Dalam episode perdana Rate My Plate yang diadakan di cabang baru restoran Padang Merdeka, Jl. K. H. Abdullah Syafe'i no 2, Tebet, Jakarta Selatan, dr Juwalita berkata bahwa sebetulnya enggak ada patokan seseorang boleh berapa kali makan nasi padang.

"Pilihannya yang paling penting. Kalau sering ke restoran padang tapi pilihannya benar sih tidak apa-apa," ujarnya.

Dalam membuat piring nasi padang yang sehat, dr Juwalita berpatokan pada piring makan sehat.

Secara sederhana, prinsip piring makan sehat adalah membagi piring menjadi empat bagian.

Satu bagiannya diisi dengan karbohidrat yang dalam kasus kali ini adalah nasi putih.

Dokter Juwalita memulainya dengan mengurangi nasi yang dihidangkan menjadi setengahnya.

Sebab, satu porsi nasi yang umumnya dihidangkan di restoran padang bisa mencapai 350 kalori sendiri.

Baca Juga: Hati-Hati! Jadi Menu Andalan Saat Sarapan, Ternyata Berbagai Makanan Ini Justru Enggak Baik untuk Kesehatan Tubuh

Bila ada pilihan nasi merah, seperti yang disediakan di restoran Padang Merdeka, dokter Juwalita lebih merekomendasikan kamu untuk memilihnya.

Akan tetapi, bukan berarti porsinya bisa lebih banyak.

"Porsi sama saja, tetapi benefit (manfaat)-nya kalau nasi merah itu seratnya lebih tinggi, vitamin dan mineralnya juga lebih tinggi," ujarnya.

Lalu, dua bagian atau setengahnya diisi dengan sayur.

Untuk sayurnya, ahli gizi ini memilih daun singkong dan timun.

Namun, harus diingat bahwa sambal enggak masuk dalam golongan sayur ini.

Untuk lauknya yang mengisi bagian terakhir, dr Juwalita lebih memilih ayam pop potongan dada tanpa kulit daripada rendang.

Pasalnya, dalam bentuk mentahnya sendiri, daging mengandung lebih banyak lemak daripada ayam.

Baca Juga: Apakah Kerokan Aman Dilakukan? Simak Fakta Menarik Tentang Kerokan yang Mungkin Belum Kamu Ketahui!

"Saya lebih mending ayam pop (daripada rendang) karena kan kulitnya bisa dibuang. Saya enggak makan kulitnya karena di bawah kulitnya itu biasanya banyak lemak," katanya.

Untuk menemani ayam popnya, dr Juwalita memilih protein non-hewani, yaitu tumis tempe.

Tips lainnya ketika berada di restoran padang adalah memilih salah satu saja yang bersantan.

"Kalau lauknya sudah bersantan, sebaiknya didampingi dengan sayur yang tidak bersantan lagi," kata dr Juwalita.

(Penulis: None)

Tonton video ini, yuk!