GridKids.id - Bau hujan saat turun ke tanah memang tercium sangat khas.
Aroma bau hujan terasa enak dan juga memikat.
Tapi tahu kah kamu, kalau bau ini memiliki nama atau sebutan sendiri? Bau hujan yang pertama kali membasahi bumi disebut petrichor.
Terjadi terbentuknya petrichor
Kata itu berasal dari kombinasi awalan “petr” yang merujuk pada batu dan “ichor” yang merujuk pada aroma yang lemah.
Kata petrichor berasal dari kata Yunani kuno petra (batu) dan ikhor (darah halus dewa), yang disimpulkan sebagai esens ringan dari batu.
Petrichor adalah nama minyak yang dilepaskan dari bumi ke udara sebelum hujan turun, seperti dijelaskan Howard Poynton, Research Group Leader-Materials Characterisation di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), badan riset saintifik Pemerintah Australia dalam laman The Conversation.
Menurut sejumlah ilmuwan, bau hujan terasa enak karena petrichor, adanya flora setempat, dan dipengaruhi ozon.
Istilah ini diciptakan pada tahun 1964 oleh dua peneliti CSIRO, Isabel Joy Bear (Australia) dan Roderick G.
Thomas (Britania Raya) untuk sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal Nature.
Mereka menjelaskan dalam artikel bahwa bau tersebut berasal dari minyak yang dikeluarkan tanaman tertentu dalam cuaca kering saat minyak terserap ke dalam tanah dan bebatuan seperti tanah liat.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi hingga Kondisi Topografis, Ini 5 Penyebab Banjir Bandang
Saat hujan, minyak dilepaskan ke udara bersama senyawa lain, geosmin, produk sampingan dari metabolisme aktinobakteria yang dilepaskan ke tanah lembab dan menciptakan aroma uniknya. Ozon juga bisa tercium oleh petir.
Dalam makalah lain, Bear dan Thomas (1965) menunjukkan bahwa minyak menghambat perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanaman.
Ini menunjukkan bahwa tanaman mengeluarkan minyak untuk melindungi benih dari perkecambahan di bawah tekanan.
Pada 2015, peneliti MIT menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk merekam penyebaran bau di udara.
Tes tersebut mencakup sekitar 600 tes pada 28 permukaan yang berbeda, termasuk material rekayasa dan sampel tanah.
Saat hujan turun di permukaan yang berpori, udara di dalam pori membentuk gelembung kecil yang mengapung ke permukaan dan menjadi aerosol.
Aerosol mengangkut bau serta bakteri dan virus dari tanah.
Tetesan air hujan yang bergerak lebih lambat cenderung menghasilkan lebih banyak aerosol; Ini menjelaskan mengapa Petrichor lebih sering terjadi selama musim hujan.
Beberapa peneliti percaya bahwa manusia menyukai bau hujan karena nenek moyang mereka mungkin bergantung pada angin musim hujan untuk bertahan hidup.
2. Tumbuhan Sekitar
Aroma hujan yang enak juga dapat muncul karena adanya tumbuhan sekitar.
Baca Juga: Mengapa Pohon Trembesi Disebut Pohon Hujan? #AkuBacaAkuTahu
Ada beberapa tanaman yang mengeluarkan minyak selama musim kemarau.
Minyak dari tumbuhan tersebut dilepaskan ke udara saat hujan turun.
Minyak yang menguap ini, termasuk asam stearat dan asam palmitat, menghasilkan aroma tumbuhan yang menenangkan dalam aroma hujan.
3. Ozon dan Petir
Hujan biasanya disertai sambaran petir. Saat petir menyambar, molekulnya bersifat diatomik (baca: yang memiliki dua atom) seperti oksigen dan nitrogen dipecah untuk membentuk nitrogen monoksida (NO) dan ozon (O3).
Zat tersebut juga berinteraksi dengan kimia lain di atmosfer untuk membentuk ozon, yang baunya tajam dan mirip klorin.
Bau inilah yang juga diasosiasikan dengan aroma hujan.
4. Geosmin
Profesor Mark Butter, direktur mikrobiologi molekuler di John Innes Center (pusat penelitian dan pendidikan ilmu tanaman dan mikroba di Inggris), mengatakan bahwa saat kita mencium bau tanah basah, sebenarnya kita sedang mencium bau molekul yang dihasilkan oleh bakteri tertentu.
Aroma molekuler yang khas berasal dari geosmin, senyawa yang dihasilkan oleh bakteri aktinomiset di dalam tanah.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | gramedia.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar