Big Bang merupakan salah satu teori lahirnya alam semesta yang diperkirakan terjadi pada 13,7 Miliar tahun yang lalu.
Pengamatan yang ditemukan oleh tim astronom itu juga menunjukkan bahwa makin tua usia sebuah galaksi, maka massanya akan makin menurun.
Pengamatan Galaksi oleh Teleskop Hubble
Sejak pertengahan 1990-an, teleskop Hubble sudah melakukan survei pada satu petak langit untuk mengetahui berapa banyak galaksi yang ada di sana.
Pengamatan yang dilakukan selama 10 hari ini dimanfaatkan untuk memotret area itu dengan eksposur panjang.
Setting atau setelan ini dilakukan agar teleskop Hubble bisa melihat obyek yang sangat redup.
Pada 1996, teleskop Hubble dalam survei Hubble Deep Field2 bisa menangkap dan memantau objek yang sangat redup dan memperkirakan bahwa ada 120 miliar galaksi di alam semesta.
Pada pengamatan ini, teleskop Hubble disebut bisa mendeteksi keberadaan galaksi yang ada pada jarak 12 miliar tahun cahaya atau kurang dari 2 miliar tahun pasca terjadinya Big Bang.
Berdasarkan kerapatan materi yang tersebar di alam semesta, para astronom bisa memperkirakan bahwa masih sangat banyak galaksi redup yang belum terdeteksi manusia.
Pada 2009, NASA melakukan survei Hubble Ultra Deep Field yang berhasil mengungkap keberadaan sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang berhasil diamati manusia.
Percobaan dan pengamatan ini bisa mendapatkan informasi dari galaksi yang berjarak sekitar 13 miliar tahun cahaya.
Baca Juga: Galaksi di Alam Semesta Selain Bima Sakti, Apa Saja? #AkuBacaAkuTahu
Jumlah galaksi sebanyak 200 miliar galaksi di alam semesta ini bahkan menurut para ilmuwan masih bersifat sementara.
Ini karena diperkirakan masih banyak galaksi redup yang belum terdeteksi.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | nationalgeographic.grid.id,Info Astronomy |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar