Jika anak-anak sebelumnya luwes dalam berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain, tiba-tiba ada kecenderungan menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
Lalu, anak-anak juga bisa mulai berubah interest atau kesukaan secara tiba-tiba, perubahan minat yang terjadi serta merta ini perlu diperhatikan dengan seksama oleh orang tua.
Selain itu, anak-anak juga akan mengalami perubahan pada pola makan (makan lebih sedikit atau lebih banyak), hingga perubahan pola tidur (susah tidur, tidur terlalu lama, hingga mimpi buruk).
2. Perubahan berupa Gejala Fisik
Anak-anak mulai mengeluh tentang merasa capek dan enggak punya energi untuk melakukan aktivitasnya.
Ada keluhan tentang perasaan malas atau enggak tertarik untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukannya.
Beberapa anak juga mengeluhkan sakit perut yang enggak bisa dijelaskan secara medis karena kondisi enggak nyaman atau stres yang dialaminya.
3. Perubahan pada Emosi atau Perasaan
Anak-anak yang memiliki gejala depresi biasanya akan berubah jadi lebih sensitif terhadap penolakan, kegagalan, maupun hal-hal negatif yang terjadi padanya.
Anak-anak akan lebih mudah merasa bersalah, enggak berharga, enggak berguna karena enggak berhasil melakukan sesuatu sesuai ekspektasi atau harapan diri dan orang-orang di sekitarnya.
Anak-anak dengan gejala depresi mengalami kesedihan mendalam, tapi di waktu bersamaan mereka bersikap mudah marah (cranky) dan menunjukkan hal itu dengan jelas dalam kesehariannya.
Baca Juga: Seberapa Berpengaruh Kesehatan Mental terhadap Pembentukan Karakter Anak di Masa Depan?
Ketika orang tua menyadari ada perubahan-perubahan di atas pada sang anak, sebaiknya melakukan konsultasi ke profesional.
Source | : | Wawancara |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar