Awal Mula Perkembangan Jalan Braga
Pembukaan usaha perkebunan di wilayah Priangan oleh para pengusaha Belanda mendorong bangsa Eropa lain mulai banyak yang memutuskan untuk bermukim di Bandung.
Udara Bandung yang sejuk tentunya jadi daya tarik bagi para orang Eropa untuk memilih Bandung sebagai tempat tinggal mereka di negeri jajahan.
Para pengusaha perkebunan atau Preangerplanters mulai merasa perlu menciptakan tempat untuk bersosialisasi atau berekreasi dengan orang-orang sebangsanya.
Ide itu mendorong dibuatnya Societeit di salah satu rumah kecil yang dulunya adalah warung serba ada yang mengalami kejadian kebakaran hebat di kawasan jalan Braga.
Rumah kecil itu disewakan dengan harga 15 gulden per bulannya, berikut dengan pemilik rumahnya yang dipekerjakan sebagai tenaga pembantu di sana.
Societeit ini lalu berkembang menjadi semakin besar dengan bertambahnya anggota-anggota baru, sehingga rumah kecil di Braga itu dirasa enggak cukup lagi sebagai tempat pertemuan.
Perkumpulan itu lalu pindah ke sebuah rumah papan di sebelah Hotel Homann Savoy yang kini berlokasi di Jalan Asia-Afrika, Bandung.
Setelahnya, rumah papan inipun tetap dianggap enggak bisa mewadahi seluruh anggota societeit untuk bisa berkegiatan seperti biasanya.
Hal ini mendorong perpindahan perkumpulan Societeit Concordia ini pindah lagi ke gedung di ujung selatan Jalan Braga yang kini dikenal sebagai Gedung Merdeka atau Museum Konferensi Asia Afrika.
Gedung Societeit Concordia sering jadi tempat untuk kaum elit Eropa yang menetap di Bandung untuk menikmati berbagai pertunjukan sandiwara atau pentas seni yang menghibur mereka.
Baca Juga: Dimulai dari Inggris, Begini Sejarah Tren Belanja Online yang Populer di Seluruh Dunia
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar