GridKids.id - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan gangguan mental yang menyebabkan penyandangnya enggak dapat mengendalikan pikiran dan dorongan (obsesif).
Sehingga mereka melakukan sesuatu secara berulang-ulang.
Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai OCD dan gejalanya.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami OCD?
Untuk lebih lengkapnya, yuk, simak hasil wawancara dalam liputan khusus bersama Kak Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog.
Langkah Pencegahan OCD
OCD atau gangguan obsesif kompulsif dapat dicegah, Kids. Cara pencegahannya dengan komunikasi terbuka dan support system yang baik.
Sebagian besar, seseorang yang mengalami OCD memiliki komunikasi tertutup atau satu arah dengan orang tua.
Sehingga mereka akan mengartikan komunikasi tersebut sebagai bentuk keharusan.
Baca Juga: Mengapa Seseorang Dapat Mengalami OCD? Begini Penjelasan Menurut Ahli
Komunikasi terbuka dan dukungan keluarga dapat mencegah seseorang mengalami OCD.
Hal ini juga dijadikan sebagai bentuk pembelajaran bagi orang tua untuk berkomunikasi yang baik dan terbuka.
Seseorang dapat menerima larangan suatu hal dengan jelas jika disertai dengan penjelasan yang logis dan masuk akal.
Nah, tentunya penyampaian juga disesuaikan dengan gaya bahasa dan kapasitas daya tangkap anak.
Jika seseorang terkena OCD dan baru disadari maka diperlukan metode pendampingan khusus, baik secara psikologis dan atau farmakoterapi.
Komunikasi menjadi poin penting dalam pencegahan OCD, Kids.
Apa yang dimaksud dengan pendampingan psikologis dan farmakoterapi?
Pendampingan psikologis adalah metode proses interaksi timbal balik antara individu, kelompok, komuunitas yang mendampingi dan individu, komunitas, kelompok, yang bertujuan untuk memotivasi seseorang menjadi lebih baik atau mengatasi permasalahan yang dirasakan.
Sementara farmakoterapi merupakan terapi obat yang digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit atau gejala-gejala yang ditimbulkan secara medis.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu OCD, Pengertian dan 5 Tipe OCD yang Kerap Kali Enggak Disadari
Sehingga dalam farmakoterapi enggak sembarang mengonsumsi obat. Obat yang dikonsumsi harus melalui resep dokter, Kids.
Dengan kedua metode tersebut, akan menghambat atau mengendalikan gejala yang dirasakan dalam aktivitas sehari-hari.
Di samping itu, juga untuk meminimalisir efek samping OCD terhadap hubungan dengan orang lain.
Ini dikarenakan, seseorang dengan OCD dapat mengganggu atau membuat enggak nyaman orang di sekitarnya.
"Meski enggak secara langsung, jika perilaku tersebut terlalu intens dan frekuensinya sering, sehingga orang lain memiliki persepsi negatif tersendiri pada penyandang OCD," tambah Kak Iswan.
Perawatan Khusus bagi Penyandang OCD
Perawatan khusus pada penyandang OCD ditekankan pada proses perawatan yang harus dijalani dengan melibatkan orang-orang terdekat sebagai support system.
Kak Iswan juga menjelaskan bahwa dalam OCD memengaruhi tiga aspek, yaitu pikiran, perilaku, dan emosi.
Untuk mengatasi aspek pikiran, penyandang OCD perlu pendampingan psikologis.
Baca Juga: Aliando Syarief Akui Idap Gangguan Mental OCD: Mandi Aja Enggak Bisa
Mereka membutuhkan pendampingan psikologis juga untuk mengatasi perilaku yang berulang-ulang dan emosi yang dirasakannya melalui salah satunya terapi kognitif perilaku (cognitive behavior therapy).
Sehingga perawatan khusus diperlukan oleh penyandang OCD agar meminimalisir efek samping OCD.
Di samping itu juga membuat penyandang OCD menjadi lebih produktif dan lebih sehat, Kids.
Ketika penyandang OCD dialihkan dalam hal lain, yang dikhawatirkan adalah sumber kecemasannya menjadi bertambah.
“Sebelumnya mungkin penyadang OCD cemas terkait kebersihan. Namun, saat dicoba dialihkan pada perilaku lain dan mereka merasakan kegagalan yang sama, dikhawatirkan kecemasannya semakin 'melebar'," imbuh Kak Iswan.
Sehingga penyandang OCD enggak hanya memiliki obsesif dengan kerbersihan, namun juga dengan hal lainnya.
Dengan adanya perawatan khusus, penyandang OCD dapat belajar tentang regulasi emosi, manajemen pikiran, dan membentuk perilaku yang adaptif serta lebih sehat.
Baca Juga: Tak Hanya Lelah Fisik, Ini 5 Tandanya Kamu Mengalami Kelelahan Mental
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar