GridKids.id - Di zaman modern seperti sekarang, biasanya kita akan menyimpan uang di bank.
Terlebih lagi kalau jumlahnya mencapai ratusan juta, bahkan hampir Rp 1 miliar.
Namun, berbeda dengan seorang nenek yang tinggal di Malaysia ini.
Nenek ini lebih memilih menyimpan harta kekayaannya di kaleng susu. Kekayaannya ini berupa uang yang berjumlah hampir 300.000 ringgit Malaysia (Rp 1 miliar).
Mungkin nenek tersebut berpikir kalau akan lebih praktis kalau uang tersebut disimpan di kaleng, karena akan lebih mudah saat ingin menggunakannya.
Selain itu, uang tersebut diletakkan di tempat tersembunyi, sehingga membuat sang nenek merasa kalau uangnya akan aman.
Namun sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya, Kids.
Uang yang disimpan seorang nenek di kaleng-kaleng susu tersebut ternyata justru rusak dan sebagian hancur dimakan serangga.
Dalam rangkaian video yang diunggah Penang News, terlihat bundelan uang 100 ringgit Malaysia berserakan di lantai dan rusak akibat serangan hama.
"Ada 10.000 ringgit Malaysia (Rp 34,7 juta) dalam satu bundel, dan total ada 23 bundel, jadi itu semua 230.000 ringgit (Rp 798,4 juta)," kata pria di video tersebut.
Selain merekam 23 bundel uang pecahan itu, kamera juga menyorot tumpukan uang tunai lainnya yang dilipat atau diikat juga rusak.
Ada sekitar 30.000-40.000 ringgit (Rp 104-138 juta) di tumpukan tersebut, yang artinya nenek menyimpan uang hampir Rp 1 miliar di kaleng susu.
Video yang diunggah Penang News Group di Facebook pada 1 Desember itu hingga hari ini sudah dibagikan lebih dari 250 kali.
Sayangnya, enggak ada keterangan lebih lanjut mengenai tanggapan nenek tersebut atau caranya menyimpan kaleng susu berisi uang.
Baca Juga: Tak Sengaja Pecahkan Guci di Antik, Anak Ini Justru Temukan Uang Didalamnya, Segini Jumlahnya
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar