GridKids.id - Happy hypoxia atau hypoxemia adalah gejala baru dari virus corona. Memang, apa itu happy hypoxia?
Gejala virus corona memang sangat beragam. Namun sebagian besar merupakan gejala ringan seperti demam, batuk, kelelahan, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
Ada juga gejala yang disebut anosmia, yaitu saat kita enggak bisa merasakan aroma karena indra penciuman kita enggak bekerja dengan baik.
Karena merupakan virus corona jenis baru, sampai sekarang para ahli masih terus meneliti tentang COVID-19.
Nah, gejala paling baru yang ditemukan adalah happy hypoxia atau hypoxemia.
Gejala ini dirasakan oleh pasien COVID-19 di seluruh dunia, enggak terkecuali di Indonesia.
Happy hypoxia dialami oeh tiga pasien COVID-19 yang meninggal dunia di Banyumas.
Menurut keterangan, tiga pasien tersebut enggak menunjukkan gejala seperti orang yang terinfeksi virus corona, yaitu batuk, pilek, dan demam.
Baca Juga: Kenapa Virus Corona Bisa Sebabkan Penderita Tak Bisa Mencium Bau? Ini Penjelasan Ahli
Apa Itu Happy Hypoxia atau Hypoxemia?
Happy hypoxia atau hypoxemia adalah kondisi di mana terjadi penurunan tekanan oksigen dalam darah.
Saat hal itu terjadi, seseorang akan mulai merasakan sesak napas.
Selain itu, kadar oksigen di dalam darah yang berkurang juga menyebabkan organ-organ tubuh mati hingga bisa mengancam nyawa.
Ditemukan pada Pasien COVID-19
Melansir dari Kompas.com, happy hypoxia ditemukan kepada pasien positif COVID-19.
Happy hypoxia ini dimulai dengan peradangan paru-paru atau pneumonia yang bisa membuat perputaran oksigen terganggu.
Namun, kondisi happy hypoxia pada pasien positif COVID-19 ini masih jadi tanda tanya oleh banyak para ahli dunia.
Hal ini disebabkan karena pasien yang kadar oksigennya sudah rendah masih bisa terlihat biasa-biasa saja.
Baca Juga: Survei Buktikan Hampir Semua Pasien Positif COVID-19 Rasakan 1 dari 3 Gejala Ini, Apa Saja?
Kadar Oksigen pada Orang Sehat
Seseorang dalam keadaan sehat, paling enggak saturasi oksigennya adalah 95 persen.
Namun, dokter pernah melaporkan kalau ada pasien yang punya saturasi oksigen 70 sampai 80 persen.
Di kasus lain, ada pasien yang saturasi oksigennya di bawah 50 persen.
Bisa Akibatkan Kematian Mendadak
Seseorang yang terkonfirmasi COVID-19 dan ternyata mengalami happy hypoxia sebenarnya harus segera ditangani.
Kalau enggak segera mendapat terapi oksigen bisa membuat terjadinya kematian mendadak.
Itu sebabnya, menurut dokter Agus Dwi Susanto, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), sebaiknya enggak semua pasien bergejala COVID-19 dibolehkan untuk isolasi mandiri.
Paling enggak pasien harus menjalani pemeriksaan yang berkaitan dengan kekhawatiran terjadinya happy hypoxia pada tubuhnya.
Baca Juga: Alami Gejala Ringan Virus Corona, Begini Cara Lakukan Perawatan di Rumah
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar