GridKids.id - Tahukah kamu bahwa otak anak-anak mengalami perkembangan di tahun-tahun awal kehidupannya?
Anak-anak di masa awal kehidupannya sudah didorong untuk bisa belajar berbagai materi juga hafalan.
Tapi, pola belajar yang kaku dan penuh tekanan ternyata bukan cara terbaik untuk mendukung perkembangan otak anak-anak, lo.
Dilansir dari kompas.com, dalam sebuah buku berjudul The Brain That Loves to Play, pakar perkembangan anak, Jacqueline Harding mengacu ke penelitian terbaru tentang ilmu saraf dan perkembangan anak-anak.
Risetnya menentang pola pendidikan tradisional dan melihat seberapa penting waktu bermain untuk otak anak yang tumbuh.
Sudah sejak lama, pola pendidikan yang konvensional jadi pilihan utama untuk mendidik dan mengajarkan anak-anak berbagai hal di sekitarnya.
Dalam penelitian itu, diungkap bahwa tiap tindakan dan pikiran akan menciptakan koneksi yang baru di otak anak-anak.
Permainan yang berbeda akan menstimulasi bagian otak yang berbeda juga.
Misalnya lego yang diketahui bisa mendukung kemampuan penalaran spasial dan mendukung kemampuan imajiner anak-anak.
Bermain lego bahkan bisa mendorong anak-anak jadi punya ketrampilan sosial dan kemampuan memproses emosi yang lebih baik.
Kemampuan imajinasi anak-anak dibahasakan oleh otak dengan bahasa uniknya tersendiri.
Baca Juga: 6 Manfaat Bermain Bersama Teman, Salah Satunya Mengatasi Kesepian pada Anak
Aktivitas Bermain dan Pengaruhnya Pada Otak Anak-Anak
Imajinasi dan pandangan anak-anak melibatkan fungsi sirkuit otaknya.
Ketika anak-anak membayangkan dirinya berinteraksi dengan orang lain sekali pun, otak sudah terlatih untuk memvisualisasikan seperti apa interaksi itu terjadi.
Otak bisa melatih jalur yang diperlukan untuk berfungsi selama interaksi sosial berlangsung.
Jika hal ini dilakukan berlangsung, sebuah jalur baru akan terbentuk di otak dan secara alami akan jadi jalur atau rute yang dipilih.
Di dalam rute atau jalur itu terdapat neuron-neuron yang saling terhubung.
Tak hanya berlaku pada anak-anak, hal ini juga terjadi pada orang dewasa, lo.
Beberapa penelitian ilmiah mengungkap bahwa orang dewasa yang membayangkan olahraga saja bisa meningkatkan kekuatan ototnya.
Aktivitas bermain ternyata berperan penting dalam perkembangan korteks prefrontal yang jadi pusat kendali otak.
Bagian otak yang ini penting untuk mengatur emosi, perencanaan, dan pemecahan masalah.
Enggak hanya penting untuk bidang akademis, bagian otak ini juga mengatur bagaimana kita menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan seiring kita bertumbuh besar, Kids.
Baca Juga: Amankah Anak-Anak Bermain Sosial Media? Apa Dampaknya?
Bermain adalah naluri alamiah yang dimiliki oleh anak-anak, tapi hal ini mungkin akan terlewatkan selama masa menempuh pendidikan formalnya.
Anak-anak secara alami selalu ingin bermain, tapi ada banyak hal yang menahan mereka untuk bermain selama masa pertumbuhannya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.