tag: vacuum of power, kekosongan kekuasaan
GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar istilah Vacuum of Power?
Vacuum of Power adalah kekosongan kekuasaan yang terjadi di sebuah negara.
Nah, Indonesia pernah mengalami fase Vacuum of Power ini pada 1945 silam, Kids.
Fase Vacuum of Power ini terjadi ketika Jepang yang waktu itu menduduki Indonesia mengalami kekalahan setelah dibombardir bom atom oleh sekutu.
Dua peristiwa bom atom yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki mendesak Jepang untuk menyerah dan menghentikan upaya perlawanan terhadap pihak sekutu.
Pada 14 Agustus 1945, Kaisar Hirohito sebagai pemimpin tertinggi Jepang mendeklarasikan Jepang kalah dan menyerah tanpa syarat pada pihak sekutu.
Ketika Jepang mendeklarasikan penyerahan diri ini, resmi berakhirlah Perang Dunia II yang sudah berlangsung sejak awal September 1939.
Kembali lagi ke pembahasan awal kita tentang vacuum of power, nih, Indonesia sebagai daerah pendudukan Jepang otomatis mengalami kekosongan kekuasaan pasca Jepang mendeklarasikan penyerahan diri pada sekutu itu.
Melihat kondisi kekosongan kekuasaan ini, para pemuda pejuang kemerdekaan melihat vacuum of power sebagai momentum yang tepat untuk mendeklarasikan kemerdekaan dari Jepang.
Kala itu para pemuda yang disebut golongan muda mulai mendesak perwakilan golongan tua yaitu Soekarno dan Moh. Hatta untuk sesegera mungkin memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Keinginan golongan muda ini awalnya mendapat penyangkalan dari golongan tua atas alasan keamanan.
Baca Juga: 10 Fakta Peristiwa Bom Atom Nagasaki 9 Agustus 1945 #AkuBacaAkuTahu
Vacuum of Power dan Upaya Menjadi Bangsa Merdeka
Meski pada awalnya golongan muda dan golongan tua mengalami sedikit perbedaan pendapat yang alot, pada akhirnya situasi vacuum of power yang genting melahirkan peristiwa yang sangat penting untuk Indonesia, Kids.
Yap, dengan beberapa friksi dan perbedaan pendapat, upaya Indonesia meraih kemerdekaannya mampu diwujudkan pada momentum proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 lalu.
Golongan muda percaya bahwa Indonesia tak seharusnya melewatkan kesempatan emas untuk lepas dari belenggu penjajahan Jepang.
Upaya untuk memproklamirkan kemerdekaan hanya mungkin dilakukan ketika Indonesia berada dalam kekosongan kekuasaan seperti waktu itu.
Bapak Sutan Syahrir adalah orang pertama yang mengetahui tentang penyerahan tanpa syarat ke sekutu, lalu mendesak perwakilan golongan tua yaitu Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Namun, desakan itu enggak segera diwujudkan karena ada beberapa pertimbangan pribadi Bung Karno sebagai perwakilan Indonesia.
Bung Karno merupakan ketua PPKI, sebuah badan yang dibentuk Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Golongan muda merasa apabila PPKI dilibatkan maka kemerdekaan Indonesia bukan sebuah hal yang diperjuangan tapi diberikan.
Konsep ini juga yang mendorong beberapa individu yang termasuk dalam golongan muda menyusun rencana "penculikan" dua tokoh penting perjuangan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
Setelah kesepakatan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilakukan di Jakarta, Mr. Achmad Soebardjo menjemput Bung Karno dan Bung Hatta menjaminkan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di 17 Agustus 1945.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.