Kamu bisa mendapatkan protein dari daging-dagingan atau biji-bijian.
Meski sama-sama protein, namun ada perbedaan antara protein hewani dan nabati. Apa perbedaan dari keduanya?
Protein nabati adalah protein yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan.
Perbedaan Protein Nabati dan Protein Hewani
1. Punya kandungan asam amino yang berbeda
Asam amino adalah struktur terkecil dari protein yang nantinya akan diserap oleh tubuh.
Pada dasarnya tubuh membutuh 20 jenis asam amino, termasuk asama esensial dan non esensial.
2. Sumber protein hewani punya lebih banyak vitamin dan mineral
Baca Juga: 4 Makanan Tinggi Protein Ini Bikin Rambut Sehat dan Berkilau, Sudah Tahu?
Perbedaan protein lain dari hewani dan nabati adalah pada kandungan gizi mikronya. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
Nah, protein hewani memiliki ragam gizi mikro yang lebih banyak daripada protein nabati. Berikut zat gizinya.
- Vitamin B12 pada ikan, daging, unggas dan produk susu. Orang yang tidak mengonsumsi makanan hewani biasanya cenderung kekurangan zat gizi ini.
- Vitamin D pada ikan berlemak, telur, dan produk susu. Jamur juga mengandung vitamin D, tetapi tidak mudah diserap layaknya vitamin pada sumber hewani.
- DHA (Docosahexaenoic acid): jenis asam lemak omega-3 pada ikan berlemak. DHA dari tumbuhan hanya ada pada alga.
- Zat besi jenis heme: sebagian besar ditemukannya pada daging kambing atau daging merah lainnya. Jenis zat besi ini lebih mudah diserap daripada zat besi nonheme yang ada pada sayur, seperti bayam.
- Zink: mineral ini biasanya ditemukan pada makanan laut dan daging merah.
3. Sumber protein nabati tak mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh
Perbedaan sumber protein hewani dan nabati selanjutnya ada pada kandungan lemaknya.
Sumber dari protein hewani kebanyakan mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh, terutama pada daging merah.
Inilah yang sangat bertolak belakang dengan sumber protein nabati.
Makanan protein nabati tak mengandung kolesterol maupun asam lemak jenuh.
Mengonsumsi sumber protein nabati justru dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.
Tingginya kolesterol dalam protein hewani dapat menimbulkan risiko terjadinya penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner , stroke, dan gagal jantung.
Tak hanya itu, risiko penyakit kronis seperti kanker dan diabetes mellitus tipe 2 pun ikut meningkat.
Baca Juga: Sehat dan Tinggi Protein, Ini Manfaat Jantung Ayam untuk Kesehatan
4. Protein Nabati dapat Membantu Menurunkan Berat Badan
Orang yang mengonsumsi protein nabati memiliki berat badan yang lebih rendah daripada sekelompok orang yang mengonsumsi protein hewani.
Makanan protein nabati dapat membantu mengontrol berat badan.
Hal ini disebabkan asupan tinggi protein dari sumber nabati bisa menimbulkan rasa kenyang lebih cepat dan lebih tahan lama.
Jadi, efek ini sangat baik untuk mengatur jumlah makanan yang dimakan dan mencegah kenaikan berat badan.
Meski memiliki keunggulan dan kekurangan, Anda tetap harus mengonsumsi keduanya dalam jumlah yang dianjurkan. Jangan sampai berlebihan ataupun kurang.
Jika bingung membagi porsi makanan sumber protein hewani dengan protein nabati kamu bisa berkonsultasi dengan ahli gizi.