GridKids.id - Drama adalah salah satu genre karya sastra yang disukai banyak orang disemua kalangan usia, dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan tak dipungkiri orang tua atau lansia sekalipun.
Ada lima jenis drama yang sering kita temui, antara lain, tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama hingga lelucon.
Nah, Kids kali ini kita akan membahas tentang tragikomedi.
Apa itu tragikomedi?
Tragikomedi adalah gaya atau bentuk drama yang menggabungkan unsur tragedi dan drama.
Menurut Melani Budianta dalam buku Membaca Sastra (2002), drama tragikomedi merupakan perpaduan dua emosi yang dominan.
Emosi yang dimaksud itu ialah kesedihan dan kebahagiaan.
Dua hal ini tampak berlawanan, namun justru digabungkan dalam sebuah tragikomedi.
Artinya, drama tersebut ingin mengungkapkan sebuah peristiwa tragis (sedih) namun ditampilkan dalam gaya lucu, atau sebaliknya.
Aliran tersebut muncul semenjak zaman Romawi Kuno, tampak dalam karya dramawan Plautus dalam prolog berjudul Amphytryon, di mana istilah ini dipergunakan untuk pertama kali.
Ciri-Ciri Tragikomedi
Baca Juga: Apa Perbedaan Drama Tradisional dan Modern? Ini Penjelasannya
Adapun ciri tragikomedi tampak dalam masa Renaisans dan menemukan bentuk yang semakin jelas, yaitu:
1. Meliputi karya yang biasanya berakhir bukan dengan kesedihan atau kematian, walaupun cenderung mengarah demikian.
2. Secara ringkas, drama bergaya tragikomedi berisi kisah-kisah nasib buruk yang menimpa tiba-tiba, bencana yang tak terelakkan, dan berakhir dengan kebahagiaan atau happy ending.
Tema-tema drama tragikomedi biasanya bicara soal kisah cinta tetapi digelayuti hambatan tertentu
Tragikomedi yang khas menggunakan tokoh-tokoh bangsawan yang terlibat dalam situasi tak menentu.
Setelah penikmat drama dibawa pada situasi yang tak menentu, pada akhirnya sampai di ujung cerita yang melegakan karena tokoh utamanya merasakan kebahagiaan.
Contoh Tragikomedi
Contoh drama tragikomedi ialah pengalaman seseorang yang mengalami kesialan atau kesusahan terus-menerus hingga akhirnya berakhir bahagia.
Atau bisa juga dibalik, kisah pengalaman seseorang yang dipenuhi canda tawa, kemudian berakhir menyedihkan.
Pada intinya, drama tragikomedi memadukan dua emosi yang berlawanan, yakni perasaan sedih dan gembira.
1. Pedagang Venesia
Baca Juga: Drama: Pengertian, Struktur Teks, dan Kaidah Kebahasaan
Meskipun drama itu berakhir dengan catatan bahagia dengan penyatuan kekasih dalam cerita, dan Antonio diselamatkan dari insiden tragis, pembaca dibiarkan merasakan penderitaan Shylock. Oleh karena itu, perasaan dan suasana permainan pada akhirnya tak bahagia atau suram.
Padahal, lakon ini pasti memiliki struktur komik, namun juga memiliki cerita tragis yang kuat. Oleh karena itu, dapat diklasifikasikan sebagai tragikomedi.
2. Kebun Ceri
Ini adalah kisah tentang keluarga elit yang hampir kehilangan harta warisannya.
Karena lakon ini didasarkan pada perubahan sosial yang tak terelakkan, yang datang pada awal abad ke-20, lakon ini menghadirkan akhir dari era aristokrat, yang dipadukan dengan unsur-unsur tragis dan komik.
Unsur komik dapat dilihat pada tingkah laku, aspek humor, dan kurangnya tanggung jawab tokoh.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.