GridKids.id - Kids, pemerintahan orde baru di bawah pemerintahan Soeharto berlangsung selama 32 tahun lamanya.
Kejatuhan Orde Baru didorong oleh aksi mahasiswa aktif bergerak menyuarakan reformasi dan tuntutan agar Presiden Soeharto lengser dari jabatannya.
Aksi mahasiswa ini adalah bentuk kepedulian kelompok intelektual terhadap nasib bangsa dan negara Indonesia yang makin mengkhawatirkan akibat krisis moneter dan KKN yang merajalela.
Dalam buku berjudul Runtuhnya Orde Baru oleh Arin Kusumaningrum, dituliskan peran mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Apa sajakah peran-perannya?
1. Peran Mahasiswa di Jakarta
Ibu kota negara menjadi pusat dari berbagai kekuasaan mulai dari Presiden, Wakil Presiden, DPR/MPR, hingga menteri negara dan jajarannya.
Hal ini membuat mahasiswa di Jakarta jadi pihak pelopor aksi demonstrasi untuk mewujudkan reformasi, Kids.
Kala itu ada dua poros pergerakan dari dua universitas di Jakarta yaitu di UI (Universitas Indonesia) dan Universitas Trisakti.
Aksi mahasiswa UI dimulai pada 19 Februari 1998 bertempat di pelataran parkir Fakultas Sastra UI.
Pada aksi itu sekitar 1.000 - 2.000 orang mahasiswa dari berbagai fakultas meminta Presiden Soeharto secara sadar mengundurkan diri karena telah gagal menjaga amanah rakyat Indonesia.
Aksi ini terus berlanjut di besok harinya, kali ini 10.000 orang ikut bergabung dalam aksi dengan berkeliling kampus dan berakhir di dekat gerbang masuk UI.
Baca Juga: 4 Masalah Pokok Pendidikan Era Orde Baru, Salah Satunya Pemerataan Pendidikan
Selain UI, kampus Trisakti juga melakukan aksi demonstrasi pada 12 Mei 1998 di dalam kampus sesuai anjuran aparat berwajib.
2. Peran Mahasiswa di Yogyakarta
Unjuk rasa mahasiswa Yogyakarta menuntut reformasi berakhir bentrok di Jalan Gejayan, dan dikenal dengan tragedi Gejayan.
Peristiwa ini berawal dari unjuk rasa mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta pada 8 Mei 1998.
Awalnya aksi demokrasi berjalan tertib, mahasiswa Yogyakarta juga menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi bangsa Indonesia.
Kala itu menjelang sore, para demonstran bergerak ke kampus UGM untuk melakukan unjuk rasa namun hal ini enggak mendapat izin dari aparat keamanan.
Akhirnya terjadi bentrok antara mahasiswa dan aparat keamanan yang berlangsung hingga malam hari.
3. Peran Mahasiswa di Bandung
Aksi demonstrasi di Bandung dipelopori oleh mahasiswa kampus Universitas Padjajaran (Unpad) dan Institut Teknik Bandung (ITB).
Puluhan mahasiswa se-Bandung Raya bersatu dalam Forum Mahasiswa Bandung berpusat di aula Sanusi Hardjadinata.
Ribuan mahasiswa dan rakyat bergabung untuk melakukan long march ke Lapangan Gasibu dan Gedung Sate.
Aksi ini menyuarakan tuntutan reformasi ekonomi dan politik yang bermuara ke transformasi nasional.
Baca Juga: Penerapan Pancasila pada Era Reformasi, Materi PKN Kelas 9 SMP
4. Peran Mahasiswa di Surakarta
Aksi demonstrasi mahasiswa di Surakarta dipelopori oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Aksi di Surakarta ini dipicu oleh aksi demonstrasi yang pecah di Jakarta dan Yogyakarta.
Sama halnya, demonstrasi di Surakarta ini juga menuntut reformasi agar Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
Aksi demonstrasi mahasiswa UNS cukup berani karena dilakukan di luar kampus, sedangkan mahasiswa kampus lain masih berdemonstrasi di halaman kampus.
5. Peran Mahasiswa di Surabaya
Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya menggelar aksi keprihatinan secara damai pada 8 April 1998.
Aksi ini direspon dengan tindakan anarkis aparat yang menyebabkan jatuhnya korban aksi.
Pasca kejadian itu hampir 20 ribu mahasiswa gabungan enam belas perguruan tinggi di Surabaya menggelar aksi serupa di Universitas 17 Agustus Surabaya.
Itulah tadi beberapa uraian tentang penjelasan peran-peran mahasiswa Indonesia dalam proses mewujudkan reformasi Indonesia.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.