Find Us On Social Media :

Fakta-Fakta Hari Perempuan Internasional, Mulai dari Sejarahnya

Setiap tanggal 8 Maret dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD)

Dengan latar belakang yang sama, perempuan di Rusia juga melakukan aksi protes di Minggu terakhir Februari yang bertepatan dengan 8 Maret menurut penanggalan Gregorian.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional Diperingati Setiap 8 Maret, Ini Sejarah dan Tujuannya

Usai Perang Dunia II, 8 Maret dirayakan sebagai Hari Perempuan Internasional oleh sejumlah negara.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) secara resmi mengakui Hari Perempuan Internasional pada Desember 1977.

Majelis Umum mengadopsi resolusi memproklamasikan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional yang diperingati setiap tahun oleh negara-negara anggota.

Mengapa Diperingati Tanggal 8 Maret?

Ternyata ada tanggal-tanggal penting dalam peringatan Hari Perempuan Internasional antara lain 19 Maret, pekan terakhir Februari, 15 April, dan 23 Februari.Sebelum adanya revolusi, Rusia belum mengadopsi kalender Gregorian. Kalender tersebut diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 untuk mengurangi kesalahan kalender Julian.Kalender Gregorian digunakan hari ini di sebagian besar negara. Tanggal 23 Februari pada tahun 1917 artinya bertepatan dengan 8 Maret di negara-negara Eropa lainnya.1. Hari Perempuan Internasional berasal lebih dari 100 tahun yang lalu. 

Partai Sosialis Amerika menetapkan tanggal 8 Maret untuk menghormati pemogokan pekerja garmen tahun 1908 di New York, di mana para wanita memprotes kondisi kerja mereka.

Pada tanggal 28 Februari 1909, Partai Sosialis Amerika yang sekarang sudah bubar menyelenggarakan Hari Perempuan Nasional pertama, yang berlangsung pada hari Minggu terakhir di bulan Februari. 

2. Perayaan tersebut membuat perempuan mendapatkan suara di Rusia.

Pada tahun 1917, perempuan di Rusia menghormati hari itu dengan memulai pemogokan untuk “roti dan perdamaian” sebagai cara untuk memprotes Perang Dunia I dan mengadvokasi kesetaraan gender. 

3. Selandia Baru merupakan negara berpemerintahan sendiri yang pertama kali mengizinkan perempuan untuk menggunakan hak pilihnya.