Inilah yang Terjadi Jika Manusia Terlalu Lama Berada di Ruang Angkasa
Manusia dirancang untuk melalui waktu yang sangat lama untuk berevolusi, menyesuaikan diri dengan tekanan gravitasi yang ada di Bumi.
Otot-otot kita secara alami terus bekerja melawan gravitasi Bumi.
Namun hal ini berbeda ceritanya ketika kita berada di ruang angkasa.
Kondisi inilah yang membuat otot-otot kita jadi mengalami atrofi, termasuk otot jantung, otot leher, hingga otot betis yang ikut menyusut.
Ketika tulang enggak mengalami beban yang biasanya dialami ketika berada di Bumi, maka jaringan tulang akan diserap dan enggak dibangunkan kembali.
Tulang yang diserap ini bisa memicu munculnya batu ginjal dan tulang akan berubah melemah dan jadi jauh lebih rapuh.
Dilansir dari laman infoastronomy.org, semakin lama berada di ruang angkasa maka akan terjadi disregulasi sistem imunitas tubuh.
Selain itu, minimnya risiko paparan patogen juga berdampak pada kekebalan tubuh yang bisa memicu hipersensitivitas dan autoimun.
Kekebalan tubuh yang rusak mungkin belum apa-apa, karena masih ada risiko besar manusia mengalami radiasi selama berada di ruang angkasa.
Ketika berada di Bumi, tubuh manusia aman dari paparan radiasi karena adanya atmosfer Bumi.
Baca Juga: Apa Saja yang Dilakukan Para Astronaut dalam Misinya ke Ruang Angkasa?
Namun, para astronot yang melakukan misi dan penjelajahan ruang angkasa rawan terkena radiasi kosmik, radiasi matahari dan partikel kosmiknya, hingga radiasi geomagnetikal tanpa adanya perlindungan lapisan atmosfer.
Paparan radiasi itu bisa menyebabkan kematian dan mutasi sel yang meningkatkan risiko kanker dan efek epigenetik yang rawan menyerang imunitas, tulang, juga mata manusia.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.