Enggak hanya badan yang bersih, tapi juga berupaya membersihkan batin dari emosi dan amarah agar kita semua jadi orang yang mudah memaafkan.
Setelah gebyuran selesai dan semua sampah bekas perang air dibersihkan, masyarakat akan menyantap Nasi Gudangan bersama-sama.
3. Tradisi Nyadran
Nyadran adalah tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa, khususnya oleh masyarakat Demak, Jawa Tengah.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan ketika bulan ruwah atau menjelang bulan puasa.
Nyadran akan dilakukan di makan leluhur atau makan tokoh yang berjasa dalam menyiarkan agama di masa lampau.
Makna dari tradisi ini berkaitan dengan hubungan orang Jawa dengan para leluhurnya, sesama manusia, hingga dengan tuhannya.
Nyadran dianggap sebagai ziarah kubur di bulan Sya'ban atau Ruwah dalam kalender Jawa.
Ziarah ini dilakukan dengan membersihkan makam leluhur, memanjatkan doa memohon ampunan, dan menaburkan bunga di pusara sebagai simbol bakti dan ungkapan terima kasih pada leluhur.
Tradisi Nyadran melakukan prosesi ini sebagai bentuk penyucian diri yang biasa dilakukan di dua pusat bangunan desa, yaitu makam dan masjid.
Setelah bersih-bersih makan masyarakat akan menjalani kenduri untuk berdoa dan menyantapi nasi berkat berupa nasi tumpeng dengan lauk ayam ingkung, urapan, buah-buahan, dan jajanan pasar.
Baca Juga: Tetap Kuat Puasa Seharian, Inilah 4 Rekomendasi Minuman Sehat untuk Sahur