Hal inilah yang membedakan simile dengan metafora, karena majas metafora enggak menggunakan kata penunjuk karena perbandingan yang dilakukan adalah perbandingan eksplisit atau enggak langsung.
Majas simile masuk dalam kategori majas perbandingan dan majas perumpamaan karena membandingkan dua hal berbeda dan juga melakukan perumpamaan karena menggunakan konjungsi penunjuk.
Majas simile cocok digunakan ketika membutuhkan penguat dramatis namun enggak sekuat metafora.
Kadang terlalu banyak metafora akan membuat suatu karya terlalu berlebihan dan terkesan monoton karena terlalu kuat.
Baca Juga: Contoh-Contoh Majas Hiperbola dan Pengertiannya yang Mudah Dipahami
Majas simile bisa dijadikan solusi yang seimbang untuk mengungkapkan ekspresi atau karya.
Jenis majas ini dianggap lebih cocok dijadikan sebagai unsur dalam karya non sastra seperti teks pidato atau ceramah karena akan memudahkan orang untuk memahami dalam sekali pengucapan.
Sekarang simak contoh majas simile, yuk!