GridKids.id – Masyarakat Indonesia pasti sudah enggak asing lagi dengan nama Gajah Mada, Kids.
Gajah Mada merupakan salah satu tokoh mahapati yang sangat berpengaruh di saat kepemimpinan kerjaan Majapahit.
Gajah Mada merupakan seorang pati yang berperan menyatukan wilayah nusantara.
Baca Juga: Bagaimana Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik, Apa yang Menjadi Pembedanya?
Oleh sebab itu muncul ucapan sumah palapa yang kita kenal hingga saat ini.
Hingga saat ini jasa patih Gajah Mada masih dikenang oleh masyakarat Indonesia serta dianggap sebagai pahlawan dan simbol persatuan nasional.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Coding dan Programming, Ternyata Keduanya Tak Sama
Lalu, bagaimana asal-usul Gajah Mada yang jarang diketahui? Yuk, kita cari tahu!
Asal-usul Gajah Mada
Gajah Mada lahir di tepi Sungai Brantas pada 1299, untuk asal-usul Gajah Mada sendiri enggak banyak yang mengetahuinya, Kids.
Namun, beberapa catatan serta cerita menujukan jika Gajah Mada memulai karirnya dengan mengabdi sebagai seorang prajurit di Kerajaan Majapahit.
Saat itu Gajah Mada memiliki ketangkasan dan kecerdasan yang unggul dari prajurit yang lainnya.
Oleh sebab itu, Gajah Mada ditunjuk menjadi bekel atau panglima Bhayangkara.
Baca Juga: 6 Sejarah Penting di Bulan Agustus 1945, Mulai dari Kekalahan Jepang Atas Sekutu dan Kemerdekaan RI
Panglima Bhayangkara merupakan pengawal elit yang memilikit tugas pokok melindungi raja beserta keluarga Kerajaan Majapahit.
Ketika bertugas menjadi bekel inilah, Gajah Mada mampu menyelamatkan Prabu Jayanegara dan keluarganya dari serangan pemberontak.
Pemberontak tersebut ialah Rakrian Kuti, salah satu pejabat di Majapahit.
Saat itu, Gajah Mada membantuk Prabu Jayanegara untuk melarikan diri dari pemberontak.
Sebagai balas jasa Prabu Jayanegara, Gajah Mada diangkat menjadi patih.
Cita-cita besar Gajah Mada
Gajah Mada memiliki cita-cita yang besar setelah dilantik menjadi seorang pati.
Saat itu, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang dikenal Sumpah Palapa yang berbunyi, Lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa”.
Arti dari sumpah tersebut ialah “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa”.
Ketika Gajah Mada mengucapkan sumpah tersebut banyak yang meremehkannya untuk menyatukan nusantara.
Meski diremehkan Gajah Mada membuktikan kerja kerasnya selama 21 tahun berhasil menyatukan Nusantara serta lebih dari 30 wilayah berhasil dikuasai, wilayah tersebut antara lain:
- Bedahulu (Bali)
- Lombok
- Palembang
- Swarnabhumi (Sriwijaya)
- Tamiang, Samudera Pasai
- Pulau Bintan
- Tumasik (Singapura)
- Semenanjung Malaya
- Kapuas, Katingan
- Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga)
- Kotawaringin, Sambas
- Lawai, Kandangan
- Landak
- Samadang
- Tirem
- Sedu
- Brunei
- Kalka
- Saludug
- Solok
- Pasir
- Barito
- Sawaku
- Tabalong
- Tanjungkutai
Baca Juga: Digelar Setiap 4 Tahun Sekali, Benarkah Sejarah Olimpiade Berasal dari Peradaban Yunani Kuno?
Seluruh wilayah tersebut memiliki semboyan atau pendoman yang Indonesia pakai hingga saat ini yaitu "Bhineka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa, dan Mitreka Satata"
Arti dari semboyan tersebut ialah, meskipun berbeda-beda, tetapi tetap satu, sebab enggak ada kewajiban yang berbeda.
Karir Gajah Mada semakin melesat ketika mendampingi Prabu Hayam Wuruk memerintah memimpin Majapahit.
Saat itu, wilayah Majahpahit semakin luas karena bisa mencapai beberapa wilayah seperti:
- Gurun
- Sukun
- Taliwung
- Sapi Gunungapi
- Seram
- Hutankadali
- Sasak
- Batayan
- Luwuk
- Makassar
- Buto
- Kunir
- Galiyan
- Salayar
- Sumba
- Muar (Saparua)
- Solor
- Bima
- Wandan (Banda)
- Ambon
- Wanin
- Seran
- Timor
- Dompo
-----
Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.