GridKids.id - Saat ini, berbagai negara di dunia masih harus berjuang melawan virus corona.
Virus ini pertama kali dikonfirmasi muncul pada akhir tahun 2019. Sejak itu, COVID-19 dengan cepat menyebar di seluruh dunia.
Hal ini membuat masyarakat bertanya-tanya, apakah pandemi ini bisa dihentikan?
Kalau menunggu vaksin, akan membutuhkan waktu lama. Hal ini karena vaksin harus melewati berbagai uji klinis.
Dilansir CNN, Selasa (21/7/2020), sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS Medicine meneliti tentang cara menghentikan pandemi dengan hal-hal sederhana.
Jurnal yang diterbitkan Selasa (21/7) itu menciptakan model baru untuk melihat penyebaran penyakit dan upaya pencegahan yang bisa membantu menghentikannya.
Menurut peneliti di University Medical Center Utrecht, penelitian ini didasarkan pada interaksi orang-orang di Belanda. Namun model ini bisa untuk negara-negara lainnya.
"Epidemi besar dapat dicegah kalau kemanjuran tindakan ini melebihi 50 persen," catat mereka.
Nah, tindakan-tindakan yang disebut bisa menghentikan pandemi corona atau langkah perlindungan pribadi adalah:
1. cuci tangan secara teratur
2. mengenakan masker
3. menjaga jarak sosial satu sama lain
Tiga perilaku sederhana itu dikatakan bisa menghentikan sebagian besar pandemi COVID-19, bahkan tanpa vaksin atau perawatan tambahan.
Baca Juga: Apa Itu Vaksin? Berikut Ini Penjelasan dan Perbedaannya dengan Obat
Menunda Puncak Kasus
Menurut model dalam penelitian tersebut, kalau publik lambat tapi pada akhirnya mengubah perilaku, itu bisa mengurangi jumlah kasus.
Akan tetapi hal itu enggak bisa menunda puncak kasus.
Kalau pemerintah memberlakukan lockdown atau menutup negaranya lebih awal, tapi enggak ada yang mengambil langkah-langkah perlindungan pribadi tambahan, ini akan menunda tetapi enggak mengurangi puncak dalam kasus.
Menurut studi ini, intervensi tiga bulan akan menunda puncaknya dan paling lama tujuh bulan.
Lalu, kalau jarak fisik atau physical distancing yang dipaksakan pemerintah dikombinasikan dengan kesadaran terhadap penyakit dan langkah perlindungan pribadi, maka ketinggian puncak kurva akan berkurang.
Bahkan setelah pemerintah mencabut perintah menjaga jarak fisik.
"Secara praktis, ini berarti bahwa SARS-CoV-2 tak akan menyebabkan wabah besar di negara yang 90 persen populasinya mengadopsi cuci tangan," tulis peneliti.
Bahkan dengan jarak sosial yang ditentukan sendiri, kontak dengan orang lain mungkin enggak sepenuhnya dihilangkan.
Misalnya, orang yang hidup bersama akan berinteraksi, meningkatkan kemungkinan seseorang jatuh sakit. Jadi wabah kecil masih mungkin terjadi.
Baca Juga: Tumbuhkan Secercah Harapan, Dua Kandidat Vaksin Virus Corona Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Cara Cepat Menghentikan Penyebaran Pandemi
Para peneliti berpendapat kalau pemerintah harus mengajarkan pada masyarakat tentang bagaimana virus menyebar.
Selain itu meningkatkan kesadaran tentang peran penting dari menjaga jarak, mencuci tangan dan penggunaan masker dalam mengontrol laju pandemi.
Ada batasan untuk model penelitian ini.
Model ini enggak berlaku demografi, juga enggak menjelaskan isolasi yang enggak sempurna, dan enggak menjelaskan kemungkinan infeksi ulang.
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika sudah menggemakan penelitian ini.
Seorang anggota Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih Laksamana Brett Giroir mengatakan kalau masker dan jarak fisik bisa dengan cepat menghentikan penyebaran pandemi.
Giroir juga berharap masyarakat punya tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah sederhana itu.
"Fakta-fakta sederhana itu benar-benar dapat mematikan wabah tanpa benar-benar mematikan daerah Anda," katanya.
(Penulis: Nur Fitriatus Shalihah)
Baca Juga: Kabar Baik! Sudah Sampai di Indonesia, Vaksin Corona dari Tiongkok Siap Uji Klinis pada 1.620 Orang
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.