GridKids.id - Kasus corona di Indonesia semakin bertambah, Kids.
Sebelumnya Indonesia masuk dalam 10 Top Asia karena kasus Covid-19.
Lalu, kasus di Jakarta terus melonjak, kini berita kurang menyenangkan datang dari Solo, Jawa Tengah.
Yup, pada Minggu (12/7/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Solo, Jawa Tengah bertambah sebanyak 18 orang.
Dengan demikian, jumlah pasien positif virus corona yang telah dikonfirmasi di Solo adalah sebanyak 63 orang hingga Minggu kemarin.
Adapun rinciannya adalah 37 sembuh, 22 rawat inap, dan 4 orang meninggal dunia.
Penambahan kasus harian sebagai 18 kasus merupakan catatan tertinggi sejak pertama kali Solo mengonfirmasi temuan kasus positif pada awal Maret lalu.
Dengan tambahan kasus ini, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Pak Ahyani, menyebut bahwa Solo sudah masuk zona hitam.Baca Juga: Bak Durian Runtuh! Bekerja di Tengah Pandemi, Pegawai Restoran Dapat Tip Rp 14 Juta dari Pelanggan Misterius
Zona Hitam di Solo
Menurut Pak Tonang, penyebutan zona hitam kemungkinan untuk menekankan kepada masyarakat agar tetap waspada.
"Barangkali penyebutan zona hitam tersebut adalah untuk menekankan lonjakan yang terjadi. Namun, kita berharap leveling-nya tetap sesuai dengan sebelumnya, yaitu maksimal di zona merah," kata dia.
Pak Tonang mengakui bahwa 18 kasus baru yang dilaporkan kemarin menunjukkan peningkatan yang sangat tajam.
"Kemudian, di Solo juga terlihat ada beberapa potensi yang harus diwaspadai dan dapat mengarah ke terjadinya ledakan kasus karena di beberapa titik memang terjadi aktivitas yang cukup tinggi seperti pasar dan tempat umum lainnya," lanjut dia
Menurut Pak Tonang, hingga sekitar sepekan yang lalu, kondisi kasus atau pandemi Covid-19 masih relatif terkendali.
"Kasusnya saat itu tambah 1-2, terhitung sedikit. Itulah kenapa kemudian ketika kemarin muncul jumlah kasus harian yang tinggi, Solo disebut sebagai zona hitam," ujar dia.
Penanganan Covid-19 di Solo
Mengenai situasi penanganan Covid-19 di Solo, Pak Tonang menilai, situasinya sudah lebih baik karena ada peningkatan kapasitas pemeriksaan PCR.
"Kalau kapasitas pemeriksaan itu cukup, maka akan memberikan hasil yang benar-benar menggambarkan kondisi terkini," kata dia.
Setelah diperoleh data yang lengkap, langkah atau kebijakan yang diambil pun akan tepat.
Selanjutnya, menyadarkan masyarakat tentang kondisi adaptasi kebiasaan baru ini yang tidak dapat dijalankan secara serta-merta, tetapi memiliki syarat-syarat.
"Kedua, sambil berproses meningkatkan kapasitas pemeriksaan PCR, kita harus menyadarkan masyarakat bahwa masa adaptasi kebiasaan baru ini ada syaratnya," lanjut Pak Tonang.
Adapun salah satu syaratnya adalah memastikan kepatuhan pada protokol kesehatan, baik yang sifatnya pribadi (cuci tangan, menggunakan masker, jaga jarak) maupun komunitas (menghindari kerumunan, mempersingkat waktu rapat/pertemuan, ventilasi di ruangan yang dipakai bersama).
"Dua hal ini yang harus dipegang betul agar kita bisa masuk ke dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini," kata Pak Tonang.
(Penulis : Vina Fadhrotul Mukaromah)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id