Find Us On Social Media :

Bahaya Terlalu Sering Mengonsumsi Makanan Manis, Salah Satunya Sebabkan Kurang Gizi

Bahaya Makanan Manis

GridKids.id - Kids, apa kamu suka makanan dan minuman manis?

Mengonsumsi yang manis-manis memang terasa nikmat.

Namun, jangan sampai mengonsumsi secara terus-menerus dan berlebihan, ya!

Sebuah riset terbaru dari Eropa menemukan kalau semakin banyak gula yang kita makan, semakin sedikit vitamin dan mineral yang kita konsumsi dalam makanan sehari-hari.

Penelitian dari Swedia

Para peneliti dari Lund University di Swedia melakukan sebuah riset. Mereka melihat data yang dikumpulkan dari dua kelompok studi berbeda.

Satu kelompok terdiri dari 1.797 peserta berusia 18 hingga 80 tahun dengan asupan makanan yang dinilai melalui buku harian selama empat hari.

Sementara kelompok lainnya terdiri dari 12.238 peserta berusia 45 hingga 68 tahun.

Pola makan mereka dinilai menggunakan kombinasi buku harian makanan selama tujuh hari, kuesioner frekuensi makanan dan wawancara.

Dari data ini, para peneliti bisa melihat asupan gula tambahan yang ditambahkan oleh para peserta ke dalam makanan dan minuman mereka serta asupan harian rata-rata sembilan mikronutrien (kalsium, folat, zat besi, magnesium, kalium, selenium, vitamin C, vitamin D dan seng).

Baca Juga: Minuman Manis, Sebaiknya Hindari Karena Bisa Menyebabkan Risiko Kematian Dini!

Hasil Jurnal Nutrition & Metabolism

Hasil dari jurnal yang dipublikasikan di Nutrition & Metabolism menemukan kalau semakin tinggi asupan gula tambahan, semakin rendah asupan sembilan vitamin dan mineral tersebut.

Adapun saran asupan gula harian masih bervariasi dari negara satu ke negara lainnya.

Sebagai contoh, para peneliti menunjukkan kalau pedoman pola makan untuk populasi Nordik, The Nordic Nutrition Recommendations, menyarankan agar gula tambahan enggak lebih dari 10 persen dari total asupan energi.

Sementara European Food Safety Authority mengatakan, kalau enggak ada data ilmiah yang memadai untuk menetapkan batas atas gula.

Peneliti studi, Esther González-Padilla menjelaskan, memasukkan gula tambahan dilakukan untuk melihat efek keseluruhan terhadap kualitas makanan.

Gula yang dimaksud bukanlah gula alami dari sumber makanan atau minuman, melainkan gula yang ditambahkan melalui proses tertentu atau pembuatan di meja, yang sebetulnya enggak terlalu dibutuhkan oleh tubuh.

Meski begitu, untuk dapat memastikan batas asupan gula tambahan yang jelas, asupan mikronutrien perlu diturunkan dan dicatat. Hal inilah yang belum dilakukan dalam penelitian ini.

"Meskipun studi ini belum cukup untuk mengubah rekomendasi konsumsi gula, studi ini memperkaya pengetahuan kita tentang makanan dan dampaknya pada tubuh untuk kemudian menyesuaikan rekomendasi di masa depan," ungkap González-Padilla.

Baca Juga: Keren, Printer 3D Unik Ini Bisa Mencetak Permen dan Makanan Manis